Konsistensi dan kebenaran
Apakah kalimat-kalimat yang konsisten pasti benar? Tidak tentu. Seperti yang telah kita lihat dalam pembicaraan antara Andi dan Budi sebelumnya, walaupun keduanya sama-sama mengatakan ada bau pesing, tidak tentu mereka berkata benar.
Ada dua macam konsistensi yang kita perlu perhatikan.
- Konsistensi antar kalimat. Berarti keseluruhan kalimat yang diucapkan bisa sama-sama benar. Tidak tentu kalimat-kalimat itu mengatakan hal yang benar, tetapi yang penting adalah mungkin untuk sama-sama benar. Ketika ada dua kalimat saja yang tidak konsisten atau berkontradiksi, berarti kumpulan kalimat tersebut tidak layak dipercaya. Mari kita sebut konsistensi jenis ini dengan nama koherensi.
- Konsistensi kalimat dengan kenyataan yang sebenarnya. Kita bisa menyebut bahwa kalimat ini memiliki korespondensi dengan kenyataan atau kebenaran.
Jika dua kalimat konsisten, itu hanya berarti bahwa kedua kalimat tersebut dapat sama-sama benar, tetapi tidak harus benar.
Kenyataan adalah hal-hal yang benar-benar terjadi. Jelas ini berarti setiap hal yang ada dalam kenyataan dapat sama-sama terjadi. Kesimpulannya, kenyataan pasti konsisten. Kita tidak dapat membuktikan hal ini karena kenyataan terlalu besar untuk kita ketahui semuanya, tetapi kita boleh dengan aman mengasumsikan hal ini.
Cerita yang baik adalah cerita yang konsisten
Apakah kamu bercita-cita menjadi seorang penulis novel? Jika ya, kamu perlu untuk membuat cerita yang konsisten. Cerita yang tidak konsisten akan membuat orang bingung. Misalnya, di awal cerita dikatakan bahwa Ridwan lahir di Bandung. Tetapi di tengah-tengah cerita, dikatakan bahwa Ridwan tidak pernah berada di Bandung. Ini akan membingungkan pembaca. Konsistensi cerita akan membuat pembaca dapat membayangkan cerita sebagaimana halnya kehidupan nyata.
Agar cerita konsisten, seorang penulis novel perlu menciptakan sebuah dunia fiktif, seringkali lengkap dengan hukum-hukum fisika maupun hukum-hukum masyarakat yang berlaku dalam dunia ciptaannya. Seting dunia ini akan sangat membantu dalam membuat cerita yang konsisten agar elemen-elemen dalam cerita tidak berkontradiksi satu sama lain. J. R. R. Tolkien, penulis The Lord of The Rings, bahkan membuat peta Middle Earth dan menciptakan bahasa sendiri.
Kumpulan kalimat yang konsisten pada dirinya sendiri disebut sebagai koheren. Berarti, seluruh kalimat dalam kumpulan tersebut bisa sama-sama terjadi, walaupun tidak tentu terjadi.
Kita diciptakan dengan pikiran yang mencintai konsistensi. Tanpa kecintaan akan konsistensi ini, kita akan sulit mengerti kenyataan di sekitar kita, karena konsistensi adalah sesuatu yang ada dalam dunia nyata. Walaupun begitu koherensi saja tidak cukup karena yang konsisten belum tentu terjadi. Kita memerlukan yang berikutnya.
Kalimat yang konsisten dengan kenyataan disebut sebagai kalimat yang benar.
Ketika Dedi mengatakan, Semua kambing berkaki tiga,
ia salah karena kalimat tersebut tidak konsisten dengan kenyataan. Kenyataannya, kambing-kambing yang kita lihat berkaki empat, bukan? Ada sih, yang berkaki tiga, tetapi dengan Dedi mengatakan bahwa semua kambing berkaki tiga, ia juga sedang mengatakan bahwa semua kambing tidak berkaki empat. Hanya salah satu yang bisa benar, entah Dedi, entah kenyataan. Namun kenyataan selalu benar, sehingga Dedi pasti salah.
Konsistensi dunia nyata
Dunia nyata adalah contoh konsistensi terbaik. Dunia nyata pasti konsisten, karena secara definisi, konsisten berarti dapat sama-sama benar. Dalam dunia nyata, segalanya sama-sama terjadi. Oleh karena itu, dalam dunia nyata tidak mungkin ada kontradiksi. Sebaliknya, kalimat-kalimat yang kontradiktif, sekalipun dapat diucapkan, tak mungkin terjadi dalam dunia nyata.
Allah, dunia, manusia, semuanya ada secara bersama-sama. Berarti semuanya secara keseluruhan konsisten. Kita sering melihat dunia secara parsial, yaitu bagian per bagian. Kemudian kita membuat teori-teori mengenai bagian-bagian yang berbeda. Ada teori ekonomi, teori relativitas, dan sebagainya. Teori-teori itu sering tampak bertentangan satu sama lain. Bahkan dalam satu ilmu yang sama cukup lazim kita temukan sejumlah teori yang saling bertentangan.
Teori evolusi dan kreasionisme tidak dapat dipersatukan. Keduanya berbicara mengenai hal yang sama, tetapi teorinya bertentangan satu sama lain. Akibatnya, dua teori ini tak mungkin sama-sama benar. Kamu bisa mengambil sebagian teori evolusi dan sebagian kreasionisme yang masih konsisten untuk dijadikan teori campursari. Namun secara keseluruhan kedua teori itu tak dapat sama-sama benar. Berarti salah satu harus salah, atau bahkan keduanya salah.
Rumusan yang dibuat oleh manusia tidak sempurna. Dua teori yang bertentangan dapat sama-sama baik dan sama-sama bernilai, tetapi tidak dapat sama-sama benar. Dengan memahami bahwa dunia ini konsisten, maka sekalipun rumusan yang dibuat oleh manusia bertentangan satu sama lain, kita dapat memiliki keyakinan teguh bahwa segala aspek dalam dunia yang utuh ini: aspek materi, sosial, ekonomi, dan sebagainya, seluruhnya konsisten satu sama lain.
Kalau kamu termasuk orang yang percaya bahwa dunia ini diciptakan oleh Allah, kepercayaanmu seharusnya membuatmu memiliki dasar mengenai hal ini: sekalipun belum mengerti sepenuhnya, tetapi segala aspek kehidupan terkait satu sama lain. Ekonomi berhubungan dengan fisika. Sosiologi berhubungan dengan kimia. Dan, teologi berhubungan dengan matematika.
Apakah matematika adalah kebenaran? Ini adalah salah satu pertanyaan dalam filsafat matematika yang sulit untuk dijawab. Matematika mensyaratkan harus konsisten. Namun matematika juga abstrak. Artinya tidak harus berkorespondensi dengan kenyataan.
Istilah kebenaran dalam matematika sebenarnya bermakna koherensi. Hal yang terpenting dalam matematika adalah konsisten pada dirinya sendiri. Apakah ada kenyataan yang diwakilinya? Tidak harus demikian. Perbedaan cara kita menjawab hal ini akan memunculkan filsafat matematika yang berbeda-beda.
Berbohong pun perlu konsisten
Walaupun kebohongan tidak mungkin konsisten dengan kenyataan, tetapi seseorang yang berbohong perlu untuk menjaga ceritanya sekonsisten mungkin agar kebohongannya tidak mudah terbongkar.
Menjaga konsistensi cerita yang kita karang-karang sendiri tidaklah mudah. Kebanyakan kebohongan yang kita buat dalam kehidupan sehari-hari adalah kebohongan yang spontan, yang berarti kita harus mengarang cerita dalam waktu yang sangat singkat. Akibatnya konsistensi akan sulit sekali terjaga dalam kebohongan kita.
Ketidakkonsistenan cerita kita akan membuat orang lain curiga, karena pikiran orang lain juga mencintai konsistensi Ketika ada sesuatu yang tidak konsisten dalam cerita kita, ia akan langsung merasakannya.
Sementara kebohongan kita mengandung kontradiksi, peristiwa-peristiwa nyata di sekitar kita berjalan dengan konsisten. Lebih mudah untuk menceritakan ulang kejadian yang sebenarnya dan tetap konsisten, daripada mengarang cerita dan berusaha untuk tetap konsisten.
Oleh sebab itu, janganlah berbohong. Jujur saja.
Berikutnya: Kesamaan Arti