Tabel kebenaran
Berpikir Kritis
Ketika kita diperhadapkan pada sebuah informasi, kita sering tidak tahu kebenaran informasi tersebut. Informasi tersebut mungkin benar, mungkin salah.
Tidak setiap waktu kita menyadari bahwa informasi yang kita terima memiliki dua kemungkinan itu.
Bro, jangan makan udang sambil minum vitamin C! Bisa mati mendadak.
Oh ya? Dari mana kamu tahu?
Dari grup WA keluarga.
Kita perlu selalu sadar bahwa setiap informasi yang kita terima selalu memiliki kemungkinan benar maupun salah. Dalam pembicaraan di atas, kalimat Kobi, Bro, jangan makan udang sambil minum vitamin C! Bisa mati mendadak,
bisa benar, bisa juga salah.
Bro, jangan makan udang sambil minum vitamin C! Bisa mati mendadak.
Kalimat Kobi bisa benar, bisa salah.
Selama kita tidak memiliki informasi yang dapat mendukung penentuan benar-salah, kita harus mengakui bahwa kita tidak tahu, atau istilahnya undecidable.
Bro, jangan makan udang sambil minum vitamin C! Bisa mati mendadak.
Kalimat Kobi undecidable.
Kita semua perlu berpikir kritis. Berpikir kritis bisa sangat sulit, tetapi dapat dimulai dengan sebuah langkah yang sederhana: Mendaftar kemungkinan.
Misalnya ada seseorang di media sosial membuat pernyataan berikut ini:
Polan menendang kucing tetangga.
Biasanya warganet dengan antusias berkomentar seolah-olah hal ini sudah pasti benar.
Catatan: Komentar-komentar ini sudah sangat diperhalus.
Kita tidak tentu mengetahui benar salahnya sebuah kalimat. Oleh karena itu, kita perlu dengan rendah hati mengakuinya. Bentuk pengakuan itu adalah dengan tabel kebenaran.
Tabel Kebenaran
Dengan tabel kebenaran, kita berusaha mendaftar segala keadaan yang mungkin terjadi.
Mari kita membuat tabel kebenaran untuk kalimat, Polan menendang kucing tetangga.
Kalimat ini adalah pernyataan, karena bisa benar, bisa salah.
Agar tabel tidak terlalu lebar, biasanya kita akan menggunakan simbol untuk mewakili pernyataan tersebut.
p =
Polan menendang kucing tetangga.
Digambar sebagai tabel, kita meletakkan simbol
Karena sebuah pernyataan bisa salah (S), bisa benar (B), maka kita membuatnya sebagai tabel seperti ini:
| S |
| B |
Inilah yang dinamakan sebagai tabel kebenaran. Tabel ini memperlihatkan pada kita bahwa kalimat Polan menendang kucing tetangganya,
bisa salah maupun benar. Jadi tanpa informasi tambahan kita tidak boleh langsung menghakimi Polan.
Catatan: Dalam buku ini kita akan menuliskan S sebagai yang pertama, baru kemudian B.
Apa gunanya?
Dalam contoh mengenai Polan, mungkin kamu tidak terlalu merasakan kegunaan tabel kebenaran. Kita baru akan melihat kegunaannya nanti ketika sudah membicarakan kalimat yang lebih kompleks seperti, Jika Maikel merengek-rengek kepada ibunya, ia akan dimarahi orang tuanya dan dijauhi oleh istrinya.
Sebelum sampai pada penggunaan serumit itu, kamu perlu secara bertahap mengenal tabel kebenaran melalui contoh-contoh yang akan dijelaskan berikutnya.
Komplet dan disjoin
Karena tabel kebenaran harus mendaftarkan semua kemungkinan, berarti tabel tersebut perlu memenuhi dua syarat ini:
- Komplet: Harus mendaftar semua kategori keadaan yang mungkin.
- Disjoin/saling lepas: Tidak ada kejadian yang bisa masuk dalam dua kategori sekaligus.
Berikutnya: Contoh 1: 1 pernyataan
Polan menendang kucing tetangga.
Ya Tuhan, tega sekali Polan.
Manusia seperti ini sebaiknya dimusnahkan saja.
Manusia seperti kamu lebih buruk dari binatang.
Tunggu balasanmu di akhirat.
Kalau saya ada di sana pasti kamu saya tendang, Polan.