Kesalahpahaman mengenai negasi
Beberapa kesalahpahaman mengenai negasi dapat terjadi. Negasi seringkali bukan menyatakan sebuah fakta yang spesifik. Negasi sekedar membantah pernyataan.
Untuk memahami kesalahpahaman yang mungkin terjadi, mari kita lihat beberapa kasus.
Kasus 1: Johan tidak mencuri
Perhatikan pembicaraan Bomi dengan Mila berikut ini:
Johan mencuri.
Johan tidak mencuri.
Mila membantah Bomi dengan mengatakan kalimat yang merupakan negasi kalimat Bomi. Mila tidak menyatakan sebuah fakta yang spesifik. Mila hanya mengatakan bahwa Johan tidak mencuri, tanpa menyebutkan siapa yang mencuri, sehingga kita tidak dapat menyimpulkan secara spesifik siapa yang dimaksud oleh Mila.
Kita dapat membayangkan bahwa pembicaraan Bomi dan Mila di atas diwakili oleh diagram Venn di bawah ini. Jadi ada kumpulan orang, yang di dalamnya ada Bomi, Mila, Joni, dan orang-orang lain. Lalu ada himpunan para pencuri, yaitu orang yang melakukan pencurian.
Karena Bomi mengatakan bahwa Johan mencuri, maka yang Bomi maksudkan adalah seperti ini.
Sementara karena Mila mengatakan bahwa Johan tidak mencuri, maka yang Mila maksudkan adalah seperti ini.
Kasus 2: Dahlan mencuri
Bandingkan dengan pembicaraan berikut:
Johan mencuri.
Dahlan mencuri.
Seperti sebelumnya, yang dimaksudkan Bomi tentunya adalah seperti ini.
Susan menyatakan secara spesifik bahwa Dahlan mencuri. Berarti yang ia maksudkan adalah seperti ini.
Sepertinya sampai di sini tidak ada masalah, bukan? Namun apa yang terjadi jika kita bertanya, Jadi apakah Johan mencuri?
Di sinilah sering terjadi kesalah pahaman. Karena Dahlan yang mencuri, apakah berarti pasti keadaan ini yang dimaksudkan oleh Susan?
Jawabannya: Belum tentu! Susan tidak membantah kalimat Bomi. Berarti masih ada kemungkinan Johan juga mencuri.
Jadi: Ketika Susan mengatakan bahwa Dahlan mencuri, tidak tentu Johan tidak mencuri.
Berikutnya: Menentukan kebenaran kalimat dengan menggunakan negasinya